Rabu, 06 Januari 2010

Aku Mencintaimu Cya

Cya, mungkin memang kau tak pernah mendengar dengan jelas dari bibirku, bahwa aku mencintaimu. Bahwa aku menyayangimu.

Memang, mulanya memang aku tidak memiliki rasa itu. Hanya ada rasa untuk mengerti keberadaanmu disampingku, hingga akhirnya semua menjadi buruk, dan lalu jalan seolah gelap di depan jika harus bersamamu. Ingin rasanya aku menjauhimu sejak saat itu, namun jarak selalu saja membuat kita tidak pernah bisa cukup jauh untuk terpisah. Selalu saja ada rasa yang tertinggal. Rasa yang tidak pernah aku mengerti, jika ternyata itu cinta. Dengan bentuk lain, yang juga tidak kalah berartinya.

Memang, kau tidak begitu saja menggantikan satu sosok wanita yang pernah membuatku terbenam dalam duka. Memang, aku juga tak pernah mencoba membandingkan antara kau dan dirinya. Sekian waktu ku hanya hidup dalam kenangan dan harapan. Tanpa ada satupun orang yang tahu, apa sebenarnya yang kuharapkan jauh di dasar hatiku.

Maafkan aku Cya…

Meski kutahu engkau akan menolak kata maafku. Mengatakan bahwa tidak pernah ada satu hal pun dariku yang salah untuk kau maafkan. Aku tahu, kau s’lalu mencoba untuk berdiri di sisi paling mengerti di duniaku, tapi sekian lama aku seolah menolak keberadaanmu di hidupku secara utuh.

Betul memang Cya, sekian lama aku tidak pernah secara utuh menerimamu di hidupku. Kupikir aku masih hidup dalam kubangan masa lalu dan ketakutan masa depan saat mengerti kondisi dalam keluargamu.

Rasa yang kukira tak pernah menjadi begitu utuh. Rasa yang tak kukira akan hadir secepat ini. Rasa yang kupikir akan datang saat semuanya sudah lebih baik, ternyata harus hadir di saat yang tak tepat. Semakin tak tepat, manakala rasa ini juga hadir di saat kau juga mulai memutuskan untuk pergi.

Tidak ada yang salah denganmu Cya. Kau pantas dan kau berhak melakukan itu. Kau berhak menata hidupmu. Kau berhak untuk mencoba merintis semuanya lagi, sebab mungkin memang berdiri di sampingku, akan seringkali membuatmu terluka manakala aku menoleh sejenak ke belakang.

Namun, di balik semua kenyataan yang terjadi itu Cya… aku mencintaimu. Aku mencintaimu dengan caraku. Mencintaimu beriringan dengan prosesku meninggalkan masa lalu. Dan jika kau akhirnya kini cemburu dengan semua masa laluku, aku bisa mengerti. Bahkan ketika akhirnya aku hanya bisa meratapi keadaan yang mulai tak menguntungkanku ini, aku juga hanya bisa memahami.

Pergilah Cya… kejarlah hidupmu. Usah pedulikan aku meski nyata kini ku akui aku menyayangimu. Terbaik, dan paling realistis untukmu memang tidak berjalan denganku. Mungkin satu langkah kecilmu itu memberi banyak kebaikan bagi kita berdua kelak. Yakini saja itu.

Sementara itu saja dulu Cya… maaf jika aku bisa mengatakannya hanya disini. Sebab, aku tidak ingin membingungkanmu lebih jauh.

0 komentar:

Posting Komentar

terima kasih atas kunjungannya. Silahkan tinggalkan komentar anda setelah datang ke blog ini. terima kasih.